Trik BMW Tahan Harga

Updated

Trik BMW Tahan Harga

- detikOto
Rabu, 27 Jan 2010 17:45 WIB
Jakarta - Tidak seperti pabrikan-pabrikan mobil lain yang seolah berlomba-lomba menaikan harga ketika pergantian tahun tiba, BMW sepertinya masih tenang menggunakan harga lama mereka.

PT BMW Indonesia masih santai menggunakan harga lama meskipun bea balik nama (BBN) tahun 2010 ini naik hingga 10 persen dari BBN tahun lalu.

Dengan begitu, BMW masuk pun diantara sedikit pabrikan mobil di Indonesia yang tidak menaikan harga jual produknya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak, kami belum berpikiran untuk menaikan harga seperti yang lain," ungkap
Corporate Communications Director Helena Abidin di Hotel Grand Hyatt, Jalan MH Thamrin Jakarta, Rabu (27/1/2010).

Helena menjelaskan kemampuan BMW menahan gempuran kenaikan pajak-pajak dan krisis didapat karena harga jual mobil BMW seluruhnya masih off the road, bukan on the road seperti kebanyakan pabrikan mobil di tanah air.

"Harga kita kan semua off the road, jadi semua tax yang ada yang ngatur diler," jelas Helena.

BMW sendiri menurut Helena sudah sejak pertengahan tahun 2009 lalu menaikkan harga jualnya, tidak seperti pabrikan lain yang sejak 2009 sampai sekarang sudah berkali-kali menaikan harga.

"Kita memang belum tahu sampai kapan akan mempertahankan harga ini, tapi yang jelas dalam jangka waktu dekat ini kami belum punya rencana menaikan harga sama sekali, jadi tenang saja," pungkasnya.

Kucurkan Rp 294 Juta untuk Anak Jalanan


Sementara itu, sebagai bentuk tanggung jawab sosialnya BMW menjalin kerja sama dengan lembaga Indonesian Street Children Organization (ISCO) menyalurkan bantuan dana hingga US$ 30 ribu atau sekitar Rp 294 juta untuk membantu anak-anak jalanan yang masih banyak tersebar di negeri ini.

"Anak-anak adalah masa depan kita semua, karena itu kita selamatkan mereka dari jalanan dan membiarkannya bermain dan belajar seperti anak pada umumnya," ungkap Presiden Direktur BMW Indonesia Ramesh Divyanathan di tempat yang sama.

Dengan dana sebesar itu, BMW pun mencoba menyelamatkan pendidikan anak-anak jalanan dengan jalan membangun sanggar-sanggar belajar di daerah padat penduduk dimana sebagian besar masyarakatnya mencari nafkah sebagai pemungut sampah, buruh angkut, penjualan barang bekas dan pedagang asongan.

Daerah-daerah yang dipilih antara lain Cipinang Besar Utara di Jakarta Timur, Pademangan di Jakarta Utara dan Kampung Gege di Jakarta Barat.

Berbagai kelas ekstra kurikuler disediakan bagi anak-anak usia 6-18 tahun.Β  Kelas-kelas itu dibangun untuk merangsang kreatifitas anak dan dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut mereka pun jadi dijauhkan dari bahaya kejahatan dan obat terlarang.

Sanggar kegiatan pertama yang akan dibangun adalah di Pademangan pada April mendatang, sedangkan 2 sanggar lainnya akan dibangun pada bulan berikutnya. (syu/ddn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads