Terlebih bila kita mengetahui fakta bahwa 'jantung' dari alat yang pengembangannya digagas oleh Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT) ini sebagian besar sudah 'dirasuki' komponen lokal.
"Hingga kini sudah lebih dari 80 persen komponen dalam PEMFC (Polymer Electrolyte Membrane Fuel Cell) yang emnjadi jantung fuel cell sudah lokal konten," ujar perekayasa pada Pusat Teknologi Material BPPT, Eniya Listiani Dewi kepada detikOto, pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, bila sudah begini, sudah barang tentu PEMFC pun berubah menjadi nyawa dari fuel cell buatan Eniya ini. Dan bagusnya, modul ini kini telah mampu diproduksi dengan berbagai komponen lokal.
Bahkan salah satu komponen utama PEMFC yang selama ini masih didatangkan dari Singapura, kini sudah bisa dibuat sendiri.
"Kalau dulu satu lembar MEA kita ambil sampai 5 juta di Singapura, kini kita dapat memproduksinya sendiri dengan biaya hanya Rp 600 ribu saja," papar Eniya bangga.
Perangkat energi buatan Eniya ini sendiri kini telah mampu menghasilkan 500 watt listrik dan berlari hingga 60 km perjam hanya dengan meminum 28 liter hidrogen dari tabung berukuran 20 cm dengan diameter 10 cm yang mampu memadatkan hidrogen hingga 740 liter ini.
"Semoga kedepannya semua komponen sudah bisa kita hasilkan sendiri," harap Eniya.
(syu/ddn)
Komentar Terbanyak
Viral Pajero Pakai Tot-tot Wuk-wuk, Sopirnya Ditegur Malah Nantangin!
Inikah Calon Mobil Nasional Indonesia yang Disebut Prabowo Bakal Ada Tiga Tahun Lagi?
Heboh Etanol Pertamina di Tengah Kosong BBM Shell , Vivo, BP