Tempat rental tersebut hanya menyediakan jasa penyewaan motor untuk orang Asing.
Sontak saja para netizen di jejaring sosial langsung mmeberikan komentar beragam. Mulai dari tuduhan rasis, soal penggunaan dolar oleh orang Asing dan lain sebagainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bingung masalah ini jadi besar di sosial media," komentar pertama Wayan saat detikOto mengubunginya, Rabu (23/9/2015).
"Alasan saya untuk tidak meminjamkan motor kepada orang lokal bukan soal rasis. Motor saya pernah dilarikan dan digadaikan oleh orang lokal yang menyewa di kami," tegas Wayan.
Apalagi, Wayan menambahkan bahwa motor yang disewakan sebagian bukan miliknya, melainkan milik rekan yang ikut berbisnis dengannya. Kerugian akan kasus pelarian motor dan penggadaian juga dibilang Wayan cukup besar.
"Yang dulu pernah dilarikan itu milik teman saya. Motor Honda Supra," tambahnya.
Ia juga harus menebus kembali motor yang pernah digadaikan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Beberapa merek motor yang pernah dilarikan atau digadaikan antara lain Vario, Suzuki, dan Honda Supra.
Sedangkan untuk orang asing yang menyewa motor di tempat Wayan, biasanya kelakuan buruk mereka hanya tidak mengembalikan langsung ke tempat Wayan.
"Kalau orang asing biasanya mereka suka taruh saja di homestay mereka. Kita tinggal ngambil ke homestay," ungkap Wayan.
(rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat