Pergantian Estafet Kepemimpinan Suzuki Dimulai

Pergantian Estafet Kepemimpinan Suzuki Dimulai

Arif Arianto - detikOto
Rabu, 01 Jul 2015 12:29 WIB
Reuters/Kim Kyung-Hoon/Files
Tokyo - Suzuki Motor Corporation Selasa (30/6/2015) kemarin resmi melakukan penggantian pemimpin tertinggi perusahaan. Osamu Suzuki, 85 tahun, yang tercatat sebagai presiden sebuah pabrikan mobil terlama di dunia digantikan oleh putra tertua, Toshihiro Suzuki.

Seperti dilaporkan Japan Times, Rabu (1/7/2015), Osamu Suzuki sudah menjabat sebagai Chairman, CEO dan Presiden Suzuki sejak tahun 1978. Kini satu per satu jabatan itu dikuranginya. Untuk Presiden, Osamu sudah mempromosikan anaknya Toshihiro Suzuki. Osamu sendiri tetap menjadi CEO dan Chairman Suzuki.

Pengumuman penggantian presiden Suzuki itu sekaligus telah menepis keraguan investor di Jepang atas ketidakpastian masa depan perusahaan terkait proses pergantian pimpinan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Promosi Toshihiro telah menyaput awan gelap yang menggantung di atas langit Suzuki," kata Satoru Takada, seorang analis Tiw Inc.

Menurutnya, proses peralihan kekuasaan di Suzuki telah menjadi masalah bagi perusahaan sejak beberapa tahun yang lalu. Maklum, Osamu Suzuki yang menduduki jabatan Presiden dan CEO Suzuki sejak 1978, dinilai sudah renta dan lamban dalam merespons perkembangan industri.

Osamu yang terlahir dengan Osamu Matsuda adalah menantu bagi keluarga pendiri dan pemilik Suzuki Motor. Kemudian dia menggunakan nama marga istrinya, Suzuki.

Pada 2011 lalu, dia memilih empat pembantunya di perusahaan ke jenjang jabatan eksekutif vice president. Salah satu dari empat pembantu itu adalah, Toshihiro Suzuki, yang didapuk sebagai kepala bisnis perusahaan di luar negeri.

Adapun dua dari pembantu lainnya yakni Yasuhito Harayama dan Osamu Honda masing-masing menyandang jabatan vice chairman dan chief technology office.

Sejumlah kalangan menilai tantangan yang dihadapi Toshihiro Suzuki sebagai pimpinan baru Suzuki tidaklah ringan. Selain harus menjaga dominasinya di pasar India, dia juga harus berhadapan dengan Honda Motor Company yang kini gencar menawarkan mobil berbanderol murah di negeri itu.

Selain itu, dia juga harus segera menyelesaikan sengketa dengan Volkswagen AG yang kini tengah ditangani lembaga arbitrasi internasional. Silang sengkarut itu terjadi menyusul bubarnya kongsi di antara mereka yang terjalin pada 2009 lalu.

Kerja sama antara Suzuki dengan pabrikan asal Jerman itu, awalnya ingin membuat mobil kecil yang hemat bahan bakar dan berbanderol murah. Namun di tengah perjalanan, selisih paham diantara mereka pun terjadi sehingga sengketa tak bisa dihindarkan dan pada November 2011 mengalir ke lembaga arbitrase.

"Saya ingin menunggu sampai proses arbitrase dengan VW selesai, tetapi waktu telah begitu lama, sehingga saya bingung," kata Osamu Suzuki kepada wartawan di Tokyo. "Jadi saya memutuskan untuk tidak menunggu dan mengumumkan perubahan manajemen."

Adapun Toshihiro Suzuki dalam sambutan pertamanya mengatakan dirinya akan meneruskan kebijakan pendahulunya secara proaktif. Oleh karena itu, dia berharap segera dilakukan serah terima kewenangan.

(arf/ddn)

Hide Ads