sebagai kendaraan garuk tanah atau offroad. Karenanya, kita tidak bakal menemuinya di jalan raya.
Namun, saat gelaran pameran Industri Transportasi dan Pendukungnya, di gedung
Departemen Perindustrian, jalan Gatot Subroto, Jakarta, PT Fin Tetra mempersilakan detikOto untuk mencicipi varian dua penumpang ini.
Melihat tampilannya, memang menantang untuk dipacu, apalagi kalau benar-benar
di track bertanah. Namun, karena terbatasnya area, halaman gedung Departemen
Perindustrian pun boleh lah untuk merasakan kesan pertama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dari knalpot tidak terdengar bising, tapi berbeda ketika pedal gas dimain-mainkan. Raungan suara mesin 2 langkah yang khas terdengar bengis, membuat telapak kaki tidak sabar untuk menginjak pedal gas lebih dalam.
Transmisi 3 percepatan sempat membuat bingung, karena jalurnya yang berbeda
dengan mobil-mobil konvensional. Masuk gigi satu ke bawah, sedang keatas malah
mundur. Tapi, akselarasi sangat responsif ketika perlahan-lahan pedal kopling
diangkat.
"Malah kalau bisa, jangan ragu-ragu menginjak gasnya, biar terasa akselarasinya," ujar teknisi dari Komodo memberi panduan.
Beradaptasi satu putaran halaman gedung, selanjutnya detikOto diminta untuk mencoba ketangguhan suspensinya, dengan menaiki trotoar yang terdapat di area halaman gedung Depperin tersebut.
Komodo dipersenjatai suspensi Fully Independent Double Wishbone dengan per keong, pada keempat rodanya, yang dipadukan dengan Ground Clearence 300 mm, membuat mobil ini leluasa untuk melibas permukaan jalan yang seperti apapun, tak terkecuali trotoar.
Benar saja, tinggal menginjak gas sedikit, dengan anteng Komodo melibas trotoar. Sengaja hanya satu sisi ban saja yang menaiki trotoar, agar setingan suspensi independen Komodo lebih terasa.
Sekali dua kali melibas trotoar, detikOto masih menyimpan rasa penasaran. Mau
tahu kenapa? Tubuh pengendara sama sekali tidak goyang ataupun terguncang ketika
Komodo diajak menaiki trotar. Benarkah itu berkat setingan supensi Komodo yang
mumpuni sebagai kendaraan offroad?
Ternyata, selain suspensinya yang handal, perancang Komodo telah mendesain sasisnya pula, yang membuat sebisa mungkin gerak Komodo akan seirama dengan gerak tubuh si pengendara, sehingga ketika melibas permukaan jalan yang seperti apapun, tubuh si pengendara tidak ikut terguncang.
"Bahkan suspensi Komodo lebih nyaman dari sebuah Jip offroad sekalipun," cetus teknisinya.
Bisa terbayang bila Komodo yang dibanderol sekitar Rp 60 juta benar-benar dipacu di alamnya, yakni permukaan jalan bertanah, berpasir, bahkan berbatu sekalipun.
(bgj/ddn)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain