Tapi bila melepas perhatian dari golongan tersebut, ibu-ibu pun turut memberikan sumbangan akan fenomena ini entah sebagai penyebab maupun korban. Bahkan anggapan 'beloknya kendaraan yang dibawa ibu-ibu hanya dia dan Tuhan yang tahu' telah tersebar dan disetujui oleh segala umat.
"Memang kecelakaan bisa juga terjadi dari luar. Seperti kita telah hati-hati dan proper tapi karena faktor emak-emak, kecelakaan malah terjadi," kata Kasi Kemitraan Subdit Dikmas Ditkamsel Korlantas Polri AKBP Aldo Siahaan kepada wartawan di daerah Jakarta Selatan, Rabu (4/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ibu-ibu itu adalah orang yang paling sibuk dan mengerti akan rumah. Bayangkan, pagi-pagi ia pergi buat atau membeli sarapan. Setelah itu antar anak, lalu pulang, lanjut ke pasar lagi buat siapin makan siang. Padat banget makanya bisa jadi mereka linglung (saat berkendara-Red)," ujar Aldo.
Menanggapi fenomena tersebut, ia dan tim nya berupaya untuk mengingatkan ibu-ibu akan tertib lalu lintas dan berkendara lewat program parenting time.
"Untuk mengerti berkendara yang baik dan benar dan tertib lalu lintas kan harus membaca atau kita datang langsung. Nggak apa lah sekali-kali gabung arisan," gurau Aldo.
"Sejauh ini upaya kita ialah melakukan parenting time seperti yang sudah dilakukan kemarin. Disana kita mengingatkan dan memberi tahu mereka akan aturan lalu lintas dan berkendara yang baik dan benar," katanya.
Lewat program tersebut, ia berharap kemampuan berkendara ibu-ibu kian membaik sehingga angka kecelakaan turut berkurang. (ddn/ddn)












































Komentar Terbanyak
Inikah Calon Mobil Nasional Indonesia yang Disebut Prabowo Bakal Ada Tiga Tahun Lagi?
Curhat Prabowo Sudah Lama Nggak Nikmati Alphard, Tiap Hari Naik Maung
Kakorlantas: Bayar Pajak Kendaraan Semudah Beli Pulsa