Banyak Mobil Malaysia di Perbatasan, Nggak Usah Heran!

Faktor pertama yang membuat warga di perbatasan Indonesia-Malaysia memilih mobil dari Negeri Jiran itu adalah karena harganya yang relatif lebih murah ketimbang beli mobil Indonesia.

Sebagai pembanding, Zaldi memberi Mobil second Toyota Kijang LGX 2011 dengan brand Malaysia Unser cuma Rp 70 juta, Sementara itu dipasar Indonesia untuk jenis mobil dan tahun yang sama harganya masih berkisar diantara Rp 85 jutaan.

Hal itu diakui juga oleh Zaldi atau yang akrab disapa Bang Ipit seorang pedagang Sembako di Badau, Batas Indonesia-Malaysia. Bukan karena faktor nggak cinta produk Indonesia, tapi ia lebih memikirkan faktor ekonomisnya. Selain punya mobil Malaysia, ia juga punya mobil Indonesia kok.

Terlebih lagi, Zaldi membeli mobil Malaysia bukan tanpa alasan lain. Semua itu untuk memudahkan mobilisasi dan transportasi saat Ia berbelanja untuk kebutuhan warungnya ke Malaysia.

Ketimbang menggunakan mobil Indonesia, di bea cukai perbatasan pun suka dipersulit. Makanya ia lebih memilih menggunakan mobil Malaysia, semuanya dipermudah nggak dipersulit saat melintas batas.

Meskipun mobilnya sudah bisa balik nama pribadi, tapi TNKB (Tanda Nomor Kendaraan bermotor) nya tetap Registrasi Malaysia, tak bisa pindah ke Indonesia. Semua pengurusan legalnya pun ia lakukan sendiri dengan melengkapi Tanda Identitas, Passport dan SIM.

Inilah salah satu Rotex (Road Tax) yang dipasang dan berlaku untuk kendaraan yang biasa dipakai di kedua negara. Kewajiban membayar Rotek (Road Tax) itu hanya perlu diperpanjang setiap bulan sekali sebesar Rp 700 ribu. Biar mobilnnya bisa keluar masuk dari dan keluar masuk ke Malaysia-Indonesia.

Kedua mobil yang dimiliki Zaldi ini sudah sah dan legal secara administrasi untuk digunakan di Indonesia. Dalam kesehariannya, Mobil Kijang Bang Zaldi itu biasa dipakai untuk berbelanja dan mengantarakan keluarga jalan hingga ke Pontianak.

Jauh sebelum jalan di perbatasan dan PLBN Badau ini ada, mobil Malaysia yang laku dibeli adalah yang berjenis mobil double gardan, sejenis Hilux.

Harga mobil second untuk yang berjenis double gardan di Malaysia pun dibanderol gak terlalu mahal, harganya berkisar antara Rp 50-80 jutaan. Tergantung jenis atau merek mobil, kondisinya dan juga tahun terbit.

Sementara itu, salah satu jenis mobil yang laris diperbatasan yakni ada Proton Saga yang juga hanya dijual sekitar Rp 8-9 jutaan.

Proton Saga itu diakuinya banyak dipakai untuk ngojek karena kini jalan diperbatasan sudah bagus.

Jadi nggak usah heran bila kendaraan Malaysia banyak kita jumpai di Indonesia masih lengkap dengan plat nomer kendaraannya. Oh iya, satu lagi, jenis mobil Kancil Ferodua disana juga cuma dibanderol dengan harga Rp 8 jutaan. Kalau di Indonesia ini mobil Daihatsu Kancil. Tertarik untuk punya mobil dan tinggal diperbatasan?

Faktor pertama yang membuat warga di perbatasan Indonesia-Malaysia memilih mobil dari Negeri Jiran itu adalah karena harganya yang relatif lebih murah ketimbang beli mobil Indonesia.
Sebagai pembanding, Zaldi memberi Mobil second Toyota Kijang LGX 2011 dengan brand Malaysia Unser cuma Rp 70 juta, Sementara itu dipasar Indonesia untuk jenis mobil dan tahun yang sama harganya masih berkisar diantara Rp 85 jutaan.
Hal itu diakui juga oleh Zaldi atau yang akrab disapa Bang Ipit seorang pedagang Sembako di Badau, Batas Indonesia-Malaysia. Bukan karena faktor nggak cinta produk Indonesia, tapi ia lebih memikirkan faktor ekonomisnya. Selain punya mobil Malaysia, ia juga punya mobil Indonesia kok.
Terlebih lagi, Zaldi membeli mobil Malaysia bukan tanpa alasan lain. Semua itu untuk memudahkan mobilisasi dan transportasi saat Ia berbelanja untuk kebutuhan warungnya ke Malaysia.
Ketimbang menggunakan mobil Indonesia, di bea cukai perbatasan pun suka dipersulit. Makanya ia lebih memilih menggunakan mobil Malaysia, semuanya dipermudah nggak dipersulit saat melintas batas.
Meskipun mobilnya sudah bisa balik nama pribadi, tapi TNKB (Tanda Nomor Kendaraan bermotor) nya tetap Registrasi Malaysia, tak bisa pindah ke Indonesia. Semua pengurusan legalnya pun ia lakukan sendiri dengan melengkapi Tanda Identitas, Passport dan SIM.
Inilah salah satu Rotex (Road Tax) yang dipasang dan berlaku untuk kendaraan yang biasa dipakai di kedua negara. Kewajiban membayar Rotek (Road Tax) itu hanya perlu diperpanjang setiap bulan sekali sebesar Rp 700 ribu. Biar mobilnnya bisa keluar masuk dari dan keluar masuk ke Malaysia-Indonesia.
Kedua mobil yang dimiliki Zaldi ini sudah sah dan legal secara administrasi untuk digunakan di Indonesia. Dalam kesehariannya, Mobil Kijang Bang Zaldi itu biasa dipakai untuk berbelanja dan mengantarakan keluarga jalan hingga ke Pontianak.
Jauh sebelum jalan di perbatasan dan PLBN Badau ini ada, mobil Malaysia yang laku dibeli adalah yang berjenis mobil double gardan, sejenis Hilux.
Harga mobil second untuk yang berjenis double gardan di Malaysia pun dibanderol gak terlalu mahal, harganya berkisar antara Rp 50-80 jutaan. Tergantung jenis atau merek mobil, kondisinya dan juga tahun terbit.
Sementara itu, salah satu jenis mobil yang laris diperbatasan yakni ada Proton Saga yang juga hanya dijual sekitar Rp 8-9 jutaan.
Proton Saga itu diakuinya banyak dipakai untuk ngojek karena kini jalan diperbatasan sudah bagus.
Jadi nggak usah heran bila kendaraan Malaysia banyak kita jumpai di Indonesia masih lengkap dengan plat nomer kendaraannya. Oh iya, satu lagi, jenis mobil Kancil Ferodua disana juga cuma dibanderol dengan harga Rp 8 jutaan. Kalau di Indonesia ini mobil Daihatsu Kancil. Tertarik untuk punya mobil dan tinggal diperbatasan?