Sejumlah angkutan umum nampak mengantre di Terminal Kampung Melayu, Jakarta, Rabu (20/5/2020). Virus corona membuat roda ekonomi khususnya organda cukup terganggu.
Untuk saat ini sopir angkot terus merasakan kurangnya pendapatan harian, selain penumpang yang terus menurun kebijakan jam operasional bagi angkot juga menjadi salah satu dampak kurangnya pendapatan.
Organda DKI Jakarta berharap pemerintah dapat memberikan relaksasi khususnya kepada pengusaha yang hanya punya 1 hingga 5 unit angkutan umum.
Sebab cashflow yang dimiliki pengusaha angkutan umum tidak hanya meliputi gaji para sopir, melainkan termasuk utang kepada pihak ketiga seperti bank maupun leasing.
Tergempur corona membuat pengelolaan uang bagi pelaku usaha angkutan umum sangatlah sulit.
Hal tersebut karena angkutan umum merupakan usaha yang harus dilakukan rutin agar dapat menghasilkan pendapatan.
Salah seorang sopir di Terminal Kampung Melayu mengatakan sejak adanya virus Corona ia Tanya dapat membawa pulang uang sebesar 20 ribu rupiah. Sedangkan pada hari normal ia dapat membawa pulang uang minimal 100 ribu rupiah.
Melihat kondisi yang semakin sulit, Organda DKI berharap agar pemerintah dapat memberikan stimulus atau relaksasi terhadap beban hutang yang dimiliki para pengusaha angkutan umum.
Upaya tersebut telah dilakukan dengan bersurat kepada Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan keringanan dari segi pajak.
Menanggapi hal tersebut Kepala Bidang Pendapatan II Badan Pendapatan Daerah (Bapeda) DKI Jakarta, Carlo menyebutkan, kebijakan terkait insentif pembebasan PKB itu sedang dalam pembahasan di Pemprov DKI Jakarta.