Polusi Udara dan Kemacetan di Ibu Kota

Seorang warga mengendarai sepeda di samping sejumlah kendaraan yang terjebak macet di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (13/2/2020).
Polusi udara dan kemacetan merupakan dua dari beberapa persoalan yang terus dicari solusinya di Jakarta. Kondisi Jakarta yang menjadi pusat bisnis, administrasi, hingga hiburan membuat banyak orang datang ke ibu kota. Hal itu turut berdampak pada makin padatnya jalanan di Jakarta oleh kendaraan.
Padatnya kendaraan yang memenuhi jalanan ibu kota membuat kemacetan tak terhindarkan. Beberapa waktu lalu, Jakarta bahkan masuk dalam 10 kota termacet di dunia.
Banyaknya warga yang mengendarai kendaraan pribadi untuk beraktivitas tak hanya membuat kemacetan terjadi di Jakarta. Kondisi itu turut membuat kualitas udara di ibu kota menurun akibat polusi udara dari kendaraan bermotor.
Dilihat detikcom di situs AirVisual, Kamis (13/2/2020), pukul 14.00 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 109. Artinya, kualitas udara di Jakarta tidak sehat bagi orang yang sensitif. Ranking polusi ini tidak tetap dan dapat berubah sewaktu-waktu.
AQI merupakan indeks yang menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara di suatu daerah. AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, seperti PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah. Rentang nilai dari AQI adalah 0 sampai 500. Makin tinggi nilainya menunjukkan Makin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut. Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat, 201-203 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.
Kualitas udara yang kurang sehat tak hanya disumbangkan dari kemacetan maupun banyaknya warga yang mengendarai kendaraan pribadi di jalanan Jakarta. Polusi udara juga berasal dari asap aktivitas industri.
Kualitas udara yang kurang sehat tentunya dapat berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat di Jakarta. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi salah satu penyakit yang membayangi warga yang kerap beraktivitas di tengah polusi udara tanpa mengenakan masker.
Dampak buruk dari polusi udara bukan sekadar ancaman. Polusi udara menjadi satu dari berbagai persoalan penting yang harus segera dicari solusinya. Upaya untuk mengembalikan kualitas udara di Jakarta menjadi sehat pun tak melulu harus menunggu tindakan pemerintah. Dengan mulai menggunakan transportasi umum maupun menggunakan kendaraan ramah lingkungan, masyarakat turut membantu mengurangi polusi udara di ibu kota.
Beralihnya gaya hidup dari menggunakan kendaraan pribadi ke menggunakan transportasi publik maupun menggunakan kendaraan lingkungan tak hanya dapat mengurangi polusi udara, tetapi juga dapat menjadi salah satu upaya untuk mengurai kemacetan di ibu kota.