Penampakan Aktivitas di Tol Layang Japek yang Bergelombang

Sejumlah kendaraan nampak melintasi jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek), Bekasi, Jawa Barat, Selasa (17/12/2019).

Dalam foto yang diambil detikcom hari ini, Selasa (17/12) dari salah satu gedung tinggi di kawasan Bekasi Barat, terlihat struktur jalan tampak bergelombang.

Jalan tol yang telah dibangun sejak tahun 2017 lalu dan diresmikan Presiden Joko Widodo pada Kamis (12/12) lalu itu bisa dijadikan alternatif untuk mengurai kepadatan lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Jalan tol itu pun menjadi perbincangan karena disebut membuat tak nyaman para pengendara yang melintas akibat kondisi jalan yang bergelombang.

Menurut Jusri Pulubuhu, Instruktur & Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), kondisi jalan bergelombang makin terasa karena banyaknya sambungan siar muai (Ekspansion Joint). Sebelumnya kontraktor proyek Tol Layang Japek juga menyebut bahwa jembatan didesain dengan expansion joint setiap 180 meter. Expansion joint tersebut didesain untuk tahan gempa.

Nampak pula aspal yang berlubang di KM 14 di samping stasiun LRT Bekasi Barat.

Meski kondisi jalan Tol Japek Layang bergelombang, Jusri mengatakan jalanan bergelombang naik-turun di tol layang Jakarta-Cikampek masih di dalam ambang batas keamanan.

Masalahnya, kata Jusri, apakah pengemudi sudah sadar terkait batas aman kecepatan yang direkomendasikan, yakni maksimal 80 km/jam.

Selain mematuhi batas kecepatan, Jusri menyebut para pengendara haruslah tertib berlalu-lintas guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan saat melintasi jalan tol tersebut.

Selain tertib berlalu-lintas, Jusri juga menambahkan sebelum perjalanan sepanjang 36,4 km ini pastikan mobil dalam kondisi laik. Sedangkan pengemudi, fisik dan mentalnya harus prima. Pasalnya, tak ada rest area dan pom bensin di jalan tol itu. Begitu pula dengan kondisi jalannya yang juga bumpy.

Sejumlah kendaraan nampak melintasi jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek (Japek), Bekasi, Jawa Barat, Selasa (17/12/2019).
Dalam foto yang diambil detikcom hari ini, Selasa (17/12) dari salah satu gedung tinggi di kawasan Bekasi Barat, terlihat struktur jalan tampak bergelombang.
Jalan tol yang telah dibangun sejak tahun 2017 lalu dan diresmikan Presiden Joko Widodo pada Kamis (12/12) lalu itu bisa dijadikan alternatif untuk mengurai kepadatan lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
Jalan tol itu pun menjadi perbincangan karena disebut membuat tak nyaman para pengendara yang melintas akibat kondisi jalan yang bergelombang.
Menurut Jusri Pulubuhu, Instruktur & Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), kondisi jalan bergelombang makin terasa karena banyaknya sambungan siar muai (Ekspansion Joint). Sebelumnya kontraktor proyek Tol Layang Japek juga menyebut bahwa jembatan didesain dengan expansion joint setiap 180 meter. Expansion joint tersebut didesain untuk tahan gempa.
Nampak pula aspal yang berlubang di KM 14 di samping stasiun LRT Bekasi Barat.
Meski kondisi jalan Tol Japek Layang bergelombang, Jusri mengatakan jalanan bergelombang naik-turun di tol layang Jakarta-Cikampek masih di dalam ambang batas keamanan.
Masalahnya, kata Jusri, apakah pengemudi sudah sadar terkait batas aman kecepatan yang direkomendasikan, yakni maksimal 80 km/jam.
Selain mematuhi batas kecepatan, Jusri menyebut para pengendara haruslah tertib berlalu-lintas guna menghindari hal-hal yang tak diinginkan saat melintasi jalan tol tersebut.
Selain tertib berlalu-lintas, Jusri juga menambahkan sebelum perjalanan sepanjang 36,4 km ini pastikan mobil dalam kondisi laik. Sedangkan pengemudi, fisik dan mentalnya harus prima. Pasalnya, tak ada rest area dan pom bensin di jalan tol itu. Begitu pula dengan kondisi jalannya yang juga bumpy.