Mudik Itu Nggak Berat, yang Berat Ditanya Kapan Nikah

Salah seorang pemudik asal Bandung yang melintas di Cirebon mencurahkan keluhannya ketika ditanya kapan nikah lewat tulisan di kertas boks bagasinya. Baginya, ditanya kapan nikah oleh keluarga dan sahabat lebih berat dibandingkan dengan perjalanan mudik. Foto: Sudirman Wamad
Pemudik yang lain juga ramai-ramai menuliskan sesuatu. 'Menuju jalan yang benar' Begitu tulisan di kardus belakang pemudik bermotor ini. Foto: Sudirman Wamad
Pemudik asal Bumiayu ini meminta agar pemudik lainnya tidak memainkan gas motornya karena kagetan. Ia juga mengingatkan pemudik lainnya untuk hati-hati, pelan-pelan asal sampai kampung halaman. Mudik maning nyong. Ojo dibleyeri bro nyong kagetan. Alon-alon sing penting ajog umah. Ciledug-Bumiayu. (Mudik lagi saya. Jangan memainkan gas (motor) bro, saya kagetan. Pelan-pelan yang penting sampai rumah). Foto: Sudirman Wamad
Lewat tulisan di dus, pemudik ini sepertinya sudah kangen berat dengan istri di kampung. Foto: Sudirman Wamad
'Biar jok panas menggarang hati, tetap selalu riang pulang demi yang tersayang'. So sweet.. Foto: Sudirman Wamad
Beda lagi dengan pemudik asal Kabupaten Kebumen. Pemudik asal Kebumen ini menuliskan pertanyaan untuk kekasihnya yang di kampung. Ia meminta kekasihnya memilih untuk membeli baju lebaran atau baju penganten. "Cikampek-Kebumen. Dek mas mulih. Ameh njaluk opo, klambi bodo atau klambi penganten" tulisnya. Foto: Sudirman Wamad
Salah seorang pemudik asal Bandung yang melintas di Cirebon mencurahkan keluhannya ketika ditanya kapan nikah lewat tulisan di kertas boks bagasinya. Baginya, ditanya kapan nikah oleh keluarga dan sahabat lebih berat dibandingkan dengan perjalanan mudik. Foto: Sudirman Wamad
Pemudik yang lain juga ramai-ramai menuliskan sesuatu. Menuju jalan yang benar Begitu tulisan di kardus belakang pemudik bermotor ini. Foto: Sudirman Wamad
Pemudik asal Bumiayu ini meminta agar pemudik lainnya tidak memainkan gas motornya karena kagetan. Ia juga mengingatkan pemudik lainnya untuk hati-hati, pelan-pelan asal sampai kampung halaman. Mudik maning nyong. Ojo dibleyeri bro nyong kagetan. Alon-alon sing penting ajog umah. Ciledug-Bumiayu. (Mudik lagi saya. Jangan memainkan gas (motor) bro, saya kagetan. Pelan-pelan yang penting sampai rumah). Foto: Sudirman Wamad
Lewat tulisan di dus, pemudik ini sepertinya sudah kangen berat dengan istri di kampung. Foto: Sudirman Wamad
Biar jok panas menggarang hati, tetap selalu riang pulang demi yang tersayang. So sweet.. Foto: Sudirman Wamad
Beda lagi dengan pemudik asal Kabupaten Kebumen. Pemudik asal Kebumen ini menuliskan pertanyaan untuk kekasihnya yang di kampung. Ia meminta kekasihnya memilih untuk membeli baju lebaran atau baju penganten. Cikampek-Kebumen. Dek mas mulih. Ameh njaluk opo, klambi bodo atau klambi penganten tulisnya. Foto: Sudirman Wamad