Saat ini ban MotoGP masih disuplai oleh Michelin. Sebelum balapan, semua pebalap rapat dengan timnya untuk menentukan kompon ban yang ditawarkan. Ada beberapa kompon ban yang ditawarkan setiap seri balapan, ada ban untuk lintasan kering, juga ban basah. Pemilihan ban kering maupun basah ditentukan berdasarkan kondisi lintasan balap. Mirco Lazzari/Getty Images.
Mengutip laman Box Repsol, ban harus mempertahankan tekanan yang direkomendasikan pabrikan untuk memastikan keamanan pebalap sekaligus menawarkan performa terbaik. Semua ban harus dilengkapi dengan sensor. Robert Cianflone/Getty Images.
Tekanan ban berpengaruh terhadap performa. Tekanan ban yang rendah memang menawarkan kontak ke aspal yang lebih baik tapi mengurangi stabilitas dan meningkatkan suhi secara berlebihan. Di sisi lain, tekanan yang sangat tinggi dapat mengurangi cengkeraman ban ke aspal. Mirco Lazzari/Getty Images.
Selain itu, agar ban balap menghasilkan performa optimal, ban harus mencapai suhu ideal yang meningkatkan kontak ke aspal. Michelin menyebut bahwa ban harus disimpan di dalam kotak penghangat setidaknya di suhu 90°C sebelum motor dikebut di lintasan. Mirco Lazzari/Getty Images.
Temperatur ideal ban depan adalah 100°C sementara ban belakang 120°C atau lebih. Mirco Lazzari/Getty Images.
Ban balap terdiri dari karet bersuhu sangat tinggi dan berputar sambil menahan beban motor dan pebalap sehingga harus menanggung gaya yang cukup besar. Selama akselerasi menyusuri trek lurus, ban belakang memiliki lebih dari 2.200 Newton gaya. Saat mengerem, ban depan memiliki lebih dari 2.500 Newton gaya. Selama menikung, gaya lateral melebihi 2.000 Newton. Mirco Lazzari/Getty Images.
Fakta lain, kontak antara ban dengan permukaan lintasan hanya seukuran uang koin. Selain mendukung laju motor di atas lintasan, ban terutama ban depan berfungsi sebagai sensor untuk pebalap. Dari feeling ban depan yang mereka dapatkan, pebalap dapat mengetahui kondisi aspal apakah ada grip yang cukup. Mirco Lazzari/Getty Images.