Sirkuit yang Sulit Ditaklukkan Pebalap MotoGP

Tikungan ke-11 pada sirkuit Sachenring diberi nama 'Waterfall' atau Air Terjun. Seperti namanya, tikungan ke-11 itu merupakan tikungan yang cepat dan menurun yang harus dilewati dengan kecepatan 300 km/jam. Foto: AFP PHOTO / Robert MICHAEL

Sirkuit Losail menjadi sirkuit dimana pebalap mencatatkan kecepatan maksimum saat menggeber motor. Sebelumnya catatan kecepatan maksimum ditorehkan oleh pebalap asal Italia Andrea Iannone dengan 350 km/jam saat menunggangi Ducati di Sirkuit Mugello pada 2014 silam. Namun catatan tersebut kini sudah digeser oleh Marc Marquez yang mencapai 350,5 km/jam di sirkuit Losail. Foto: AFP PHOTO / Karim JAAFAR

Produsen rem Italia, Brembo pernah membuat laporan mengenai pengereman oleh pebalap. Hasilnya pebalap mengalami kesulitan di Sirkuit Motegi, Jepang. Di sirkuit ini pebalap MotoGP merasakan gaya gravitasi sebesar 1,1–1,2 G saat mengerem. Hampir mendekati batas maksimal 1,4 G. Foto: Mirco Lazzari gp/Getty Images Sport

Danilo Petrucci dari Italia melaju motornya di Sirkuit Sepang. Jika soal pengereman paling susah di Motegi, maka Sirkuit Sepang rupanya yang memiliki tekanan gravitasi paling besar. Pebalap Loris Baz saat kecelakaan di trek lurus dalam 250 km per jam, dia mendapatkan gaya gravitasi sebesar 29,9 G di bahunya. Sebagai perbandingan, pilot pesawat tempur F-16 hanya mendapatkan tekanan gravitasi sebesar 9G. Foto: Mirco Lazzari gp/Getty Images
Sirkuit ini memiliki keunikan dalam hal ketinggian. Dalam trek lurus misalnya jika ditotal sekitar 41 meter perubahan ketinggian di sirkuit COTA, setara dengan ketinggian bangungan 11 gudang. Demikian catatan dari trek MotoGP dari Red Bull. Foto: Red Bull
Tikungan ke-11 pada sirkuit Sachenring diberi nama Waterfall atau Air Terjun. Seperti namanya, tikungan ke-11 itu merupakan tikungan yang cepat dan menurun yang harus dilewati dengan kecepatan 300 km/jam. Foto: AFP PHOTO / Robert MICHAEL
Sirkuit Losail menjadi sirkuit dimana pebalap mencatatkan kecepatan maksimum saat menggeber motor. Sebelumnya catatan kecepatan maksimum ditorehkan oleh pebalap asal Italia Andrea Iannone dengan 350 km/jam saat menunggangi Ducati di Sirkuit Mugello pada 2014 silam. Namun catatan tersebut kini sudah digeser oleh Marc Marquez yang mencapai 350,5 km/jam di sirkuit Losail. Foto: AFP PHOTO / Karim JAAFAR
Produsen rem Italia, Brembo pernah membuat laporan mengenai pengereman oleh pebalap. Hasilnya pebalap mengalami kesulitan di Sirkuit Motegi, Jepang. Di sirkuit ini pebalap MotoGP merasakan gaya gravitasi sebesar 1,1–1,2 G saat mengerem. Hampir mendekati batas maksimal 1,4 G. Foto: Mirco Lazzari gp/Getty Images Sport
Danilo Petrucci dari Italia melaju motornya di Sirkuit Sepang. Jika soal pengereman paling susah di Motegi, maka Sirkuit Sepang rupanya yang memiliki tekanan gravitasi paling besar. Pebalap Loris Baz saat kecelakaan di trek lurus dalam 250 km per jam, dia mendapatkan gaya gravitasi sebesar 29,9 G di bahunya. Sebagai perbandingan, pilot pesawat tempur F-16 hanya mendapatkan tekanan gravitasi sebesar 9G. Foto: Mirco Lazzari gp/Getty Images
Sirkuit ini memiliki keunikan dalam hal ketinggian. Dalam trek lurus misalnya jika ditotal sekitar 41 meter perubahan ketinggian di sirkuit COTA, setara dengan ketinggian bangungan 11 gudang. Demikian catatan dari trek MotoGP dari Red Bull. Foto: Red Bull