Insentif Otomotif Disebut Tak Lanjut Tahun Depan, Padahal Lagi di Ujung Tanduk

Insentif Otomotif Disebut Tak Lanjut Tahun Depan, Padahal Lagi di Ujung Tanduk

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Selasa, 02 Des 2025 07:04 WIB
Penjualan mobil di Indonesia tahun 2024 menunjukkan tanda-tanda kelesuan. Hingga September 2024, penjualan mobil nasional baru menyentuh angka 633.218 unit.
Penjualan Mobil Nasional Lesu. Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut tidak ada insentif untuk industri otomotif tahun depan. Padahal, industri otomotif saat ini sedang di ujung tanduk.

Airlangga menilai, industri otomotif di Indonesia sudah cukup kuat. Apalagi banyak didukung oleh pameran otomotif, baik skala nasional maupun internasional.

"Karena industrinya sudah cukup kuat. Apalagi udah pameran di sini. Kuat banget," sambung politisi Partai Golkar tersebut baru-baru ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lagi dikaji (rencana pemberian insentif pemberian otomotif). Dikaji, tapi belum (ada keputusan)," sambung Airlangga.

ADVERTISEMENT

Padahal, industri otomotif sedang tidak baik-baik saja. Penjualan mobil anjlok tahun ini dibanding tahun sebelumnya. Produksi kendaraan pun turun. Hal ini dikhawatirkan dapat berdampak negatif terhadap industri hingga menimbulkan PHK di industri tersebut.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief mengatakan banyaknya pameran bukan berarti menunjukkan bahwa industri otomotif sedang kuat. Kuat-tidaknya industri otomotif nasional hanya bisa disimpulkan berdasarkan data penjualan dan produksi otomotif.

"Sebaliknya, banyak pameran otomotif adalah upaya dan perjuangan industri untuk tetap mempertahankan demand di tengah anjlok penjualan domestiknya dan sekaligus melindungi pekerjanya dari PHK. Sekali lagi, kita harus menggunakan data statistik yang ada untuk menggambarkan kondisi obyektif industri otomotif saat ini dan tidak menggunakan jumlah event pameran otomotif," ujar Febri dikutip dari keterangan tertulisnya.

Kemenperin menegaskan bahwa indikator paling mendasar untuk mengukur kesehatan industri otomotif adalah penjualan kendaraan ke pasar.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil selama Januari-Oktober 2025 secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) hanya sebanyak 634.844 unit. Angka itu turun 10,6 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 711.064 unit. Sedangkan secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) tercatat sebanyak 660.659 unit pada Januari-Oktober 2025. Angka itu turun 9,6 persen dari tahun lalu yang mencapai 731.113 unit.


Oleh karena itu, Kemenperin menegaskan bahwa insentif otomotif menjadi instrumen krusial dalam upaya memulihkan pasar kendaraan bermotor sekaligus menjaga keberlangsungan industri otomotif nasional.

Data yang dihimpun Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) menunjukkan produksi kendaraan juga mengalami penurunan menjadi 957.293 unit dari 996.741 unit pada 2024.

Penurunan paling dalam terjadi pada segmen kendaraan yang justru menjadi tulang punggung industri otomotif nasional, yaitu segmen entry dengan harga di bawah Rp 200 juta. Segmen itu anjlok hingga 40 persen. Selain itu, segmen low dengan harga Rp 200-400 juta juga merosot 36 persen, serta segmen kendaraan komersial turun 23 persen. Ketiga segmen tersebut selama ini menyasar konsumen domestik, terutama kelompok masyarakat kelas menengah, serta menjadi basis produksi terbesar di dalam negeri.

Kemenperin menegaskan, insentif otomotif menjadi instrumen krusial dalam upaya memulihkan pasar kendaraan bermotor sekaligus menjaga keberlangsungan industri otomotif nasional.




(rgr/dry)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads