Gaspol Mudik Jakarta-Semarang Naik Pajero Sport Dakar
Tim detikcom kali akan menjajal Mitsubishi Pajero Sport Dakar dibawa mudik dengan rute Jakarta-Salatiga-Semarang.
Mitsubishi Pajero Sport Dakar hadir dengan mesin yang lebih kecil dibandingkan Pajero Sport non Dakar. Mesinnya adalah mesin diesel 2.4L MIVEC dengan kode 4N15.
Di atas kertas, mesin Pajero Sport Dakar ini diklaim mampu mengeluarkan tenaga sebesar 181 PS di 3.500 RPM dan torsi sebesar 430 Nm di 2.500 RPM.
Mesinnya berkapasitas 2.442 cc dan dikawinkan dengan turbocharged. Pajero Sport Dakar yang kami tes ini menyalurkan tenaganya ke dua roda belakang melalui transmisi otomatis 8-percepatan.
Dari pengetesan ini, Pajero Sport Dakar yang mengusung mesin diesel dengan turbo menurut kami memang sangat andal dibawa jalan jarak jauh. Apalagi, jalur mudik kami kali ini mayoritas tol.
Mesinnya tak ragu untuk melahap jalanan menanjak dan dapat diandalkan ketika harus menyalip kendaraan yang panjang sekalipun. Kalau transmisinya dirasa kurang responsif atau pas, bisa colek paddle shift, maka mesin langsung bisa mengeluarkan tenaga yang dibutuhkan.
Sebagai sebuah SUV ladder frame yang dirancang untuk 7-penumpang, tentu Mitsubishi Pajero Sport Dakar hadir dengan dimensi yang bongsor. Dimensinya yang besar ini membuatnya sangat kokoh di jalanan dan rasanya berkendara jadi lebih percaya diri. Selain itu, untuk steering visibilitas mengendarainya juga tergolong baik dengan posisi duduk yang nyaman.
Namun, Mitsubishi Pajero Sport Dakar yang masih menggunakan power steering hidrolik ini memang tergolong berat setirnya. Sehingga untuk dibawa belok di kondisi merayap cukup membuat kita sulit. Selain itu, khas mobil ladder frame gejala understeer cukup terasa ketika bermanuver ekstrem.
Selama pengetesan ini, kami melewati jalur tol Cipali yang karakternya cukup beragam. Contohnya di KM 90-an mayoritas jalan belum diaspal dan permukaannya cukup bergelombang. Melewati jalanan dengan permukaan kasar dan bergelombang seperti ini ternyata memberikan efek guncangan atau getaran ke kabin. Efeknya, penumpang yang mau tidur menjadi kurang nyaman. Namun ketika melaju di jalanan aspal yang mulus ataupun melahap polisi tidur dengan kecepatan yang adaptif rasanya tetap nyaman.
Selama pengetesan ini, Mitsubishi Pajero Sport Dakar yang kami bawa sebenarnya memiliki tujuh tempat duduk, tapi hanya diisi oleh tiga orang termasuk dengan sopir. Kami juga membawa akomodasi yang cukup banyak dan berat. Lalu di perjalanan ini juga kami berkendara secara dinamis dan beberapa kali berhenti untuk istirahat.
Perjalanan kami kali ini dimulai dari Jakarta, lalu menuju Salatiga tepatnya ke rest area KM 456 di tol Semarang-Solo, dan perjalanan kami akhiri di Kota Semarang. Sebelum berangkat, kami mengisi penuh tangki bahan bakar minyak dengan solar Pertamina Dex. Karena metode pengetesannya full-to-full, sesampainya di Semarang kami harus langsung mengisi kembali tangki BBM dari Mitsubishi Pajero Sport Dakar ini.
Hasilnya, kami harus mengisi BBM sebanyak 35,96 liter atau sekitar Rp 492.652. Total jarak yang kami tempuh adalah 520,5 km. Artinya rata-rata perjalanan mudik kami kali ini mencatatkan sekitar 14,47 km per liter untuk angka konsumsi bahan bakarnya.
Dalam perjalanan mudik Jakarta-Semarang kali ini, kami mengambil jalur yang tidak langsung. Sebab kami berjalan dari Jakarta, lalu ke Salatiga tepatnya di rest area KM 456 tol Semarang-Solo, dan berakhir di kota Semarang. Kami mencatat, dalam perjalanan ini tarif tol yang harus kami bayar tembus Rp 458.500.