CEO PT Arya Motor Indonesia sebagai agen pemegang merek Victory dan Indian, Denny Mulyono menganggap, ini merupakan keputusan yang tepat. Kalau tidak, merek Victory dan Indian bisa-bisa mati secara perlahan.
Menurut Denny, Polaris punya rencana terbaik dengan menyetop produksi Victory. Nantinya, perancang terbaik motor Victory akan ditarik untuk meracik motor-motor Indian.
"Memang untuk growth Indian yang terjadi di dunia memang gila sih. Kita ambil contoh Korea deh. tahun 2016 mereka jual Indian 100 unit, Victory dua unit. Indian baru real mereka launching kan baru 2014 untuk produk 2015," ujarnya.
"Di Indonesia, di antara Victory dan Indian, Victory yang lebih kuat malah. Tapi dunia, malah Indian. Karena itu, dia enggak bisa melihat hanya di Indonesia," ujarnya.
Penjualan dua merek moge asal Amerika ini, perbandingannya cukup signifikan. Perbandingan posrinya, kata Denny, bisa 3:1, 3 untuk Victory, 1 untuk Indian.
Meski disuntik mati, Polaris Industries sebagai induk perusahaannya tetap menjamin ketersediaan suku cadang moge ini.
Begitu juga untuk motor Victory di Indonesia. Menurut Denny Mulyono, suku cadang dan garansi masih dijamin.