PT Kia Mobil Indonesia (KMI) sebagai agen pemegang merek Kia di Indonesia pun menilai, keputusan ini cukup positif. Sebab dikatakan, produksi BBM RON 90 sampai 91 akan lebih efisien.
"Sebetulnya memang yang kami dengar bahwa untuk mendaatkan BBM RON 88 di pasaran dunia sudah tidak ada. Sehingga untuk mendapatkan Premium RON 88 belinya BBM RON tinggi dan ditambahkan bahan-bahan khusus untuk menurunkan RON," ucap Direktur Pemasaran PT KMI, Hartanto Sukmono di Bogor, Minggu (19/4/2015) kemairn.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makanya, Hartanto menilai, kebijakan Pertamina ini merupakan hasil pemikiran yang realistis. Sebab, kata Hartanto, buat apa beli BBM RON tinggi tapi diturunkan lagi kadar oktannya.
"Saya kira pemerintah sekarang lebih berpikir realistis. Kalau belinya. RON lebih tinggi ngapain di-blended lagi biar RON-nya rendah," katanya.
Jikapun premium sampai dihilangkan dari dispenser, hanya akan berakibat dalam jangka pendek.
"Menurut saya dalam waktu pendek mungkin mempengaruhi psiokologis masyarakat," ujar Hartanto.
Ia memprediksi, sekitar 3 sampai 4 bulan efek dari penggantian Premium ke Pertalite sudah sudah mulai hilang. Diharapkan, setelah itu penjualan mobil akan normal lagi.
"Ya mungkin 3-4 bulan tidak mempengaruhi lagi. Karena yg mempengaruhi adalah biasanya BBM naik harga-harga (bahan pokok) ikut naik. Jadi orang banyak yang wait and see," ucapnya.
(rgr/ddn)
Komentar Terbanyak
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Sertifikat Kursus Nyetir Jadi Syarat Bikin SIM, Gimana kalau Belajar Sendiri?
Difatwa Haram, Truk Pembawa Sound Horeg Masuk Kategori ODOL?