Seorang Profesor bernama James Clark menemukan cara untuk memecah molekul dalam kulit buah untuk melepaskan gas yang dikandung kulit jeruk untuk kemudian dikumpulkan dan disuling menjadi produk cair.
Gas-gas ini kemudian digunakan untuk menghasilkan berbagai produk turunan seperti minyak, plastik, bahan kimia dan bahan bakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profesor Clark mengklaim metode yang dia gunakan dengan memanaskan kulit jeruk atau istilah dia di-microwave juga dapat diterapkan pada berbagai 'limbah' berbasis tumbuhan untuk membuat bahan bakar atau produk lainnya termasuk jerami, kulit mete, kulit apel, kopi atau sekam padi.
"Limbah kulit jeruk adalah contoh yang sangat baik dari sumber daya terbuang. Di Brazil, produsen terbesar di dunia jus jeruk, setengah buah jeruk tersisa sebagai limbah setelah jus dihasilkan. Itu berarti ada sekitar delapan juta ton kulit jeruk per tahun yang dapat digunakan untuk memproduksi bahan kimia dan bahan bakar," ungkapnya seperti detikOto kutip dari Daily Sunday, Rabu (21/9/2011).
Profesor Clark mengatakan kalau dia membutuhkan dana sekitar 200 ribu pounds atau Rp 2,8 miliar untuk membuat 'microwave' yang mampu mengolah sampah kulit jeruk menjadi bahan yng berguna. Dan diperkirakan akan butuh dana sekitar 1 juta pounds atau Rp 14 miliar untuk membuat 'microwave' yang lebih besar guna mengolah 6 ton limbah menjadi bahan berguna.
"Fitur unik dari microwave kami adalah bahwa kami bekerja pada suhu rendah. Kami tidak pernah sampai ke suhu di atas 200 C," kata Prof Clark.
Saat ini, York University bersama OPEC (Orange Peel Exploitation Company) didukung oleh investor dari Brasil dan Spanyol untuk melalukan pengujian lebih lanjut bagaimana membuat sebagian besar limbah yang menggunung dari industri jus buah menjadi bahan yang berguna.
Bila inovasi ini dimassalkan, selain produk-produk yang tadi disebutkan, Prof Clark juga percaya bahwa inovasi ini mendatangkan keuntungan bagi pembangkit listrik yang bisa menggandakan energi yang mereka hasilkan.
Sementara itu, sebuah rekor kecepatan baru juga ditorehkan. Kali ini, sebuah mobil modifikasi Rover 1974 yang menggunakan bahan bakar dari kopi bekas yang mengukirnya.
Mobil yang dijuluki Carpaccino ini mampu meraih 75 mph (120,7 km/jam) di Race Track Elvington dekat York Rabu lalu. Bahan bakar yang digunakan oleh mobil ini dibuat dari 10 kg bubuk kopi sisa yang kemudian diolah untuk kemudian dibakar dan menghasilkan gas yang mudah terbakar.
Gas inilah yang dimanfaatkan sebagai bahan bakarnya. Dengan modal 10 kg bubuk kopi sisa tersebut, mobil ini diproyeksi bisa berjalan sejauh 100 mil (160,9 km/jam). "Mobil tidak hanya berjalan dengan bahan bakar yang digali dari tanah," ujar Juru bicara pembuat bahan bakar kopi ini, Martin Bacon.
(syu/ddn)












































Komentar Terbanyak
Malaysia Tolak Tawaran Bank Dunia, Harga Bensin RON 95 Tetap Rp 8.000!
Mobil Nasional Bikinan RI Bakal Dijual di Bawah Rp 300 Juta
Perpanjang STNK Tanpa KTP Pemilik Lama, Bea Balik Nama Mobil Bekas Dihapus